BANDUNG, SEATIZENS – Real Madrid 0-2 dari Liverpool di Liga Champions meninggalkan dampak besar pada Kylian Mbappé. Performa Mbappé yang buruk menunjukkan kurangnya rasa percaya diri di lapangan. Meskipun timnya berada di bawah tekanan besar, Mbappé tidak menunjukkan apa yang diharapkan.
Keputusan Kontroversial Mbappé Saat Penalti
Saat Real Madrid mendapat penalti, banyak yang berharap pemain seperti Jude Bellingham atau Luka Modrić yang mengambil tendangan tersebut. Namun, Mbappé yang maju sebagai eksekutor. Sayangnya, sepakan lemah Mbappé dengan mudah ditebak oleh kiper Liverpool, Caoimhin Kelleher. Keputusan ini memperlihatkan ketidakpercayaan diri Mbappé.
Kompleks Inferioritas di Diri Mbappé
Kompleks inferioritas adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa dirinya tidak cukup baik dibandingkan orang lain. Dalam olahraga, hal ini sering terjadi pada atlet muda yang menghadapi ekspektasi tinggi. Seperti yang pernah dialami Jadon Sancho di Manchester United, Mbappé sekarang merasakan hal serupa.
Real Madrid membeli Mbappé dengan harapan besar, namun performanya sejauh ini jauh dari harapan. Pemain berusia 25 tahun itu sering terlihat kesulitan, berbeda dengan rekan-rekannya seperti Vinicius Junior dan Jude Bellingham yang sering menjadi penentu di laga penting.
BACA JUGA : FC Barcelona Borong Gelar Golden Boy, Girl, dan Woman 2024
Mbappé Butuh Dukungan Mental
Melihat kondisi Mbappé yang terus tertekan, Real Madrid harus memberikan dukungan mental. Pelatih Carlo Ancelotti sudah mengingatkan bahwa Mbappé perlu bermain lebih sederhana saat segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik.
Jika Mbappé bisa mengatasi kompleks inferioritas ini, ia bisa kembali tampil seperti yang diharapkan. Namun, untuk saat ini, Real Madrid harus membantu Mbappé keluar dari tekanan dan menemukan performa terbaiknya.
(Syaldam)