BANDUNG, SEATIZENS.ID – Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, memberikan peringatan keras bahwa Pasal 5 NATO—yang mengatur tentang pertahanan bersama—tidak akan efektif melawan senjata nuklir taktis Rusia. Peringatan ini muncul setelah Jenderal Estonia menyarankan serangan pencegahan terhadap Rusia untuk mencapai tujuan NATO.
Dmitry Medvedev menegaskan, jika Rusia menggunakan senjata nuklir taktis, negara yang memprovokasi akan “menjadi debu”, meskipun Pasal 5 NATO mungkin diberlakukan. Namun, menurut Medvedev, negara yang menyerang tidak akan selamat dari balasan Rusia, bahkan dengan dukungan seluruh anggota NATO.

Pernyataan Medvedev merespons pernyataan Mayor Jenderal Estonia, Vahur Karus, yang mengungkapkan rencana darurat NATO untuk melibatkan negara Baltik dalam konflik dengan Rusia. Karus menjelaskan bahwa Estonia dipersiapkan untuk melakukan serangan jarak jauh terhadap target di Rusia, jika situasi memanas. Ini merupakan perubahan besar dalam strategi militer Estonia, yang sebelumnya hanya diharapkan untuk bertahan selama 10 hari sebelum menerima bantuan dari NATO.
BACA JUGA:Orang Tua Pelaku Pembunuhan Siswi SMP di Palembang Tolak Minta Maaf
Medvedev juga mengungkap bahwa Presiden Putin saat ini sedang berupaya memperbarui doktrin nuklir Rusia. Doktrin baru ini akan memungkinkan Rusia menggunakan senjata nuklir dalam skenario serangan konvensional dari negara non-nuklir yang didukung oleh negara bersenjata nuklir. Perubahan ini dianggap sebagai pesan jelas kepada Amerika Serikat, sekutu NATO, dan Ukraina.
Ketegangan ini menandakan meningkatnya risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO, terutama di tengah eskalasi konflik di Eropa Timur.