BANDUNG, SEATIZENS.id – Kasus cacar monyet atau mpox di Afrika mengalami lonjakan yang signifikan pada tahun 2024, dengan peningkatan lebih dari 500 persen dibandingkan total kasus pada tahun sebelumnya.
Data ini disampaikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, yang mengonfirmasi bahwa sejak awal tahun, telah tercatat 48.093 kasus mpox, di mana 10.372 kasus di antaranya terkonfirmasi dan 1.048 kasus berakhir dengan kematian.
Ngashi Ngongo, kepala staf sekaligus kepala kantor eksekutif di CDC Afrika, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa situasi ini jauh dari terkendali dan masih berada pada tren kenaikan.
Dengan adanya laporan kasus mpox terbaru di Mauritius, kini tercatat 19 negara Afrika terdampak wabah ini.
Wilayah Afrika Tengah menjadi daerah yang paling parah terkena dampak, menyumbang 85,7 persen dari kasus yang dilaporkan dan 99,5 persen kematian terkait mpox.
Dalam laporan mingguan terbaru, Afrika mencatat 2.766 kasus baru, dengan 1.254 di antaranya terkonfirmasi.
Republik Demokratik Kongo dan Burundi menyumbang 94 persen dari kasus konfirmasi baru tersebut.
Badan kesehatan khusus Uni Afrika (UA) turut menyoroti peningkatan kasus di Liberia dan Uganda, yang disinyalir berhubungan dengan faktor penularan lintas batas dan penularan seksual.
Mpox, yang dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium pada tahun 1958.
Penyakit ini disebabkan oleh virus langka yang umumnya menular melalui cairan tubuh, percikan pernapasan, dan kontak dengan benda yang terkontaminasi.
BACA JUGA: Waspadai Mycoplasma Pneumoniae, Infeksi Saluran Pernapasan yang Mudah Menyebar
Gejala yang Ditimbulkan
Gejala yang ditimbulkan meliputi demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Pada bulan Agustus, CDC Afrika menetapkan wabah mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).
Tak lama berselang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan status darurat kesehatan internasional untuk mpox, sebagai langkah pencegahan dan respons cepat terhadap ancaman global yang meningkat ini.
Peningkatan ini menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, mengingat kapasitas kesehatan di beberapa negara Afrika masih terbatas dalam menangani wabah yang menyebar cepat.
Langkah-langkah pencegahan dan penanganan lebih lanjut tengah diupayakan, namun mengendalikan penyebaran di wilayah yang terdampak paling parah akan membutuhkan kerja sama lintas negara dan perhatian dari komunitas internasional.
(Mars)