Badai Spanyol Tewaskan 158 Orang, Akses Transportasi Lumpuh

BANDUNG, SEATIZENS.id – Pencarian korban dan upaya penyelamatan terus dilakukan setelah badai hebat yang melanda wilayah Spanyol, khususnya Valencia, menewaskan setidaknya 158 orang.

Badai yang menyebabkan banjir bandang dan kehancuran luas ini adalah salah satu bencana alam paling parah yang pernah dialami Spanyol.

Para korban sebagian besar berasal dari Valencia, namun kasus kematian juga dilaporkan di Cuenca, Albacete, dan Malaga.

Di tengah krisis yang belum selesai, lebih dari 1.000 tentara telah dikerahkan untuk membantu pencarian ratusan warga yang masih hilang, terutama di wilayah dengan kerusakan paling parah seperti Paiporta dan Massanassa, di mana warga diduga terperangkap di garasi dan ruang bawah tanah saat air meluap dengan cepat.

Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, menyampaikan bahwa prioritas utama pemerintah adalah menemukan korban yang hilang dan menyelamatkan nyawa.

Pada puncak badai, hujan setara dengan curah tahunan turun hanya dalam hitungan jam, mengubah jalan-jalan kota menjadi arus banjir yang menghanyutkan banyak kendaraan dan merendam ribuan rumah.

BACA JUGA: Topan Trami Hantam Filipina, 5,7 Juta Orang Mengungsi dan 85 Tewas

Kritik dan Keluhan Warga Terhadap Peringatan Badai

Saat air mulai naik, pemerintah daerah Valencia mengirim peringatan darurat ke ponsel warga, namun bagi banyak korban, peringatan datang terlambat.

“Peringatan itu berbunyi ketika air sudah mencapai pinggang saya,” kata warga setempat Joan San Saloni melansir stasiun televisi Spanyol RTVE, dikutip Jumat (1/11/2024).

San Saloni dan banyak warga lainnya menilai, jika peringatan datang lebih awal, mereka mungkin tidak akan keluar rumah dan berusaha menyelamatkan kendaraan, yang menyebabkan banyak dari mereka terjebak.

Upaya tanggap darurat pun terhambat karena jumlah panggilan darurat yang sangat banyak membuat layanan penyelamatan kewalahan. Jalan-jalan tertutup air dan arus yang deras, memaksa warga menunggu penyelamatan dalam kecemasan.

Kerusakan Infrastruktur

Selain menelan korban jiwa, badai ini juga mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur, menyebabkan ribuan rumah kehilangan akses listrik dan air bersih.

Jalur kereta cepat antara Madrid dan Valencia, yang merupakan rute penting, mengalami kerusakan besar di dua terowongan sehingga membutuhkan perbaikan setidaknya dua hingga tiga minggu.

Jalur kereta lokal lainnya bahkan diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih. Jalan raya di Valencia juga mengalami kerusakan berat, dengan banyak kendaraan yang masih memenuhi akses utama kota.

Ketegangan Politik

Di tengah suasana berkabung, muncul kritik politik terkait lambannya respons pemerintah dalam mengirimkan peringatan darurat. Pemimpin oposisi, Alberto Nunez Feijoo, menyatakan bahwa pemerintah daerah sebenarnya hanya mengikuti informasi dari lembaga pusat.

Padahal, lembaga meteorologi Spanyol (AEMET) telah mengeluarkan peringatan merah sekitar 12 jam sebelum peringatan tersebut diteruskan kepada publik.

Spanyol Masih dalam Peringatan Darurat

Sementara itu, Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam pidatonya dari Valencia mengingatkan masyarakat agar terus berhati-hati karena badai belum sepenuhnya berlalu.

Banjir terbaru bahkan dilaporkan di Castellon pada Kamis, dengan Catalonia mengaktifkan peringatan merah di beberapa wilayah.

Uni Eropa pun memberikan perhatian penuh, dengan presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa “Banjir di Spanyol adalah tragedi bersama Eropa.”

Sebagai bentuk duka, Spanyol menetapkan tiga hari berkabung nasional. Bendera setengah tiang dikibarkan di markas besar Uni Eropa sebagai penghormatan bagi korban tragedi ini.

(Mars)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *