BANDUNG, SEATIZENS.id – YouTuber asal Amerika Serikat, Johnny Somali, kini tengah menjadi sorotan setelah insiden pelecehan yang dilakukannya terhadap sebuah patung wanita yang melambangkan korban perbudakan seksual selama masa perang Jepang di Korea.
Insiden ini terjadi pada hari Kamis lalu ketika Youtuber Johnny Somali, yang bernama asli Ramsey Khalid Ismael, melakukan siaran langsung di sebuah jalan di Seoul.
Youtuber Johnny Somali menjadi terkenal karena perilakunya yang kerap menyinggung dan kontroversial saat berkunjung ke Korea.
Melansir koreajoongangdaily, pada 9 Oktober lalu, ia mengunggah video dirinya mencium Patung Perdamaian yang terletak di Itaewon, Distrik Yongsan, pusat kota Seoul.
Patung tersebut mewakili ribuan wanita muda yang dipaksa menjadi budak seks oleh militer Jepang selama penjajahan dari tahun 1910 hingga 1945.
Para korban tersebut, yang dikenal sebagai “wanita penghibur,” merupakan simbol penting dalam sejarah Korea.
Kemarahan Publik
Perilaku Johnny yang dianggap tidak sensitif ini memicu kemarahan publik, dan pada siaran langsungnya, seorang pria tiba-tiba mendekat dan meninju wajahnya.
Pria tersebut kemudian mengambil ponsel pintar Johnny, melemparkannya, dan meninggalkan lokasi dengan cepat.
Johnny dan teman-temannya berusaha mengejar sambil meneriakkan kata-kata kotor kepada penyerang, tetapi pria tersebut berhasil melarikan diri.
Dalam tayangan tersebut, Johnny terlihat dengan perban di mata kanannya setelah insiden itu.
Identitas dan motif dari pria yang menyerang Johnny masih belum diketahui, tetapi video insiden tersebut telah menyebar di berbagai komunitas online.
Banyak netizen memberikan komentar positif terhadap tindakan pria tersebut, menyebutnya sebagai “pahlawan” dan “Kapten Korea,” merespons kemarahan terhadap perilaku Johnny yang dinilai sombong.
Selain insiden tersebut, Johnny juga dikenal dengan kejenakaan lain yang tak kalah kontroversial.
BACA JUGA: The man who saved thousands of people from HIV
Pada 17 Oktober, ia mengunggah video yang memperlihatkan dirinya menuangkan mie instan ke meja di sebuah toko swalayan setelah ditegur oleh karyawan yang melarangnya untuk tidak meminum alkohol.
Tindakan eksentriknya di tempat umum lainnya, termasuk memainkan musik Korea Utara di dalam bus, semakin menambah daftar perilaku provokatifnya.
Sebelumnya, saat mengunjungi Jepang tahun lalu, Johnny pernah ditahan oleh polisi setelah melakukan tindakan serupa, seperti meneriakkan kata “Fukushima” kepada pekerja konstruksi dan memainkan musik yang mengandung lirik terkait bom atom.
Dengan sekitar 20.000 pelanggan di YouTube, ia dikenal sebagai figur yang menantang norma sosial dan menciptakan konten yang memicu perdebatan.
Insiden ini menjadi peringatan tentang dampak dari perilaku yang tidak sensitif terhadap simbol-simbol sejarah dan budaya, serta menyoroti pentingnya kesadaran dalam berinteraksi dengan warisan budaya suatu negara.
Reaksi publik yang keras menunjukkan bahwa masyarakat tidak tinggal diam terhadap tindakan yang dianggap merendahkan martabat dan nilai-nilai yang dihargai.
(Mars)