Kasus Bullying di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya Berujung pada Pelaporan Polisi

BANDUNG, SEATIZENS – Kasus mengejutkan baru saja terjadi di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, di mana seorang siswa mengalami tindakan bullying yang melibatkan orang tua murid. Kini, kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian, sehingga menciptakan heboh di kalangan publik.

Laporan tersebut dibuat oleh Setyo Purwanto, siswa yang menjadi korban tindakan kekerasan dan intimidasi oleh Ivan Sugianto, seorang pengusaha. Dalam laporan itu, Setyo dilaporkan disuruh sujud dan menggonggong oleh orang tua salah satu siswa. Aksi ini pun tercatat dalam laporan yang diajukan ke Polda Jawa Timur pada 12 November 2024.

Kronologi kasus

Kronologi kejadian bermula ketika pertandingan basket antara SMA Kristen Gloria 2 dan sekolah swasta lain berlangsung di sebuah mal. Saat itu, siswa-siswa dari kedua sekolah saling mengejek. Namun, insiden ini semakin memanas ketika orang tua salah satu siswa tidak terima dan mendatangi SMA Kristen Gloria 2. Akibatnya, keributan tersebut terjadi di lingkungan sekolah.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Michael Leksodimulyo, menyatakan bahwa akar masalah terletak pada reaksi orang tua murid yang tidak bisa menerima ejekan yang terjadi di pertandingan. “Saling ejek dalam pertandingan itu biasa. Namun, orang tua ikut terlibat, yang berujung pada keributan dan kepanikan di sekolah,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya pendidikan dan pembinaan, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi orang tua, agar mereka memahami dampak bullying.

SMA Kristen Gloria 2 – Sekolah Kristen Gloria

Di sisi lain, pihak SMA Kristen Gloria 2 Surabaya juga mengungkapkan penyesalan terkait insiden ini. Debora Indriati, perwakilan sekolah, menyampaikan bahwa mereka sangat menyesalkan tindakan premanisme yang terjadi di depan sekolah. Selain itu, tindakan tersebut juga jelas terlihat oleh siswa lainnya. “Kami akan menindaklanjuti kasus ini secara hukum, sehingga tidak ada yang meniru tindakan bullying yang sama,” katanya didampingi kuasa hukum sekolah, Sudiman Sidabukke.

Maka dari itu, kasus ini menjadi pengingat pentingnya peran orang tua dalam mendukung anak-anak mereka. Selanjutnya, perlu adanya kerjasama antara sekolah dan orang tua dalam mencegah tindakan bullying di lingkungan pendidikan. Dengan langkah ini, diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

(Firyal Trinidad)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *