SEATIZENS.id – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 yang mengguncang Vanuatu pada Selasa (17/12) telah memicu respons besar-besaran dari negara tetangga, Australia.
Selain mengevakuasi 148 warga negaranya, Australia juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dan tim tanggap darurat untuk mendukung upaya pemulihan di negara kepulauan Pasifik tersebut.
Pesawat milik Angkatan Udara Australia (RAAF) menjadi tulang punggung evakuasi dan distribusi bantuan. Pada Kamis dini hari waktu setempat, 148 warga Australia berhasil dipulangkan menggunakan penerbangan RAAF, hanya dua hari setelah gempa menghancurkan wilayah dekat Port Vila, ibu kota Vanuatu.
Namun, misi Australia tidak berhenti pada evakuasi. Sehari sebelumnya, RAAF mengirimkan Tim Tanggap Bantuan Bencana (Disaster Assistance Response Team/DART) beranggotakan 64 orang lengkap dengan dua anjing pelacak ke Port Vila.
Tim ini bertugas membantu pencarian dan penyelamatan korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan. Selain itu, Tim Bantuan Medis Australia (Australian Medical Assistance Team/AusMAT) yang terdiri dari enam tenaga medis dikerahkan untuk memberikan layanan kesehatan darurat.
BACA JUGA: Hadapi Potensi Gempa Megathrust, Pemkot Bandung mengeluarkan surat edaran kesiapsiagaan
Kerusakan Luas dan Tantangan Pemulihan
Gempa ini mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur, termasuk bangunan, jalan, dan fasilitas kesehatan. Hingga Kamis (19/12), pihak berwenang melaporkan sedikitnya 14 korban tewas, sementara lebih dari 200 orang terluka. Tenda triase didirikan di luar rumah sakit Port Vila untuk menangani lonjakan pasien, yang kebanyakan menderita luka serius akibat reruntuhan.
Lebih jauh, UNICEF memperkirakan ada 40.000 anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak, termasuk akses ke air bersih, makanan, dan perlindungan.
Basil Leodoro, seorang ahli bedah di Vanuatu, memperingatkan bahwa proses pemulihan akan memakan waktu bertahun-tahun, mengingat dampak gempa yang meluas dan tantangan geografis negara kepulauan tersebut.
Komitmen Solidaritas Australia
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan bahwa negaranya siap memberikan bantuan lebih lanjut sesuai kebutuhan.
“Kami akan terus berdiri bersama Vanuatu. Bantuan ini mencerminkan hubungan kuat dan solidaritas kami dengan negara-negara Pasifik,” tulis Albanese melalui akun media sosial, dikutip Kamis (19/12/2024).
Selain fokus pada penyelamatan dan evakuasi, Australia juga berencana memberikan bantuan rekonstruksi dalam jangka panjang. Hal ini diharapkan tidak hanya meringankan beban warga Vanuatu tetapi juga mempercepat pemulihan infrastruktur vital di negara tersebut.
Dengan skala bencana yang besar, kerja sama regional seperti ini menunjukkan pentingnya solidaritas internasional, terutama dalam menghadapi dampak bencana alam yang terus mengancam wilayah Pasifik.
(Mars)