Dukung Produk Lokal, Erick Thohir Siap Pakai Mobil Maung Pindad

BANDUNG, SEATIZENS.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan dukungannya terhadap rencana penggunaan kendaraan dinas lokal, seperti mobil Maung yang diproduksi oleh PT Pindad (Persero), bagi para menteri dan pejabat eselon.

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memajukan industri otomotif nasional, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada impor dengan menggunakan mobil maung pindad.

Mobil Maung Pindad, Dorongan Pemakaian Produk Dalam Negeri di Sektor Pemerintahan

Erick menekankan pentingnya penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai sektor, terutama di pemerintahan.

Ini merupakan bagian dari kebijakan yang mendorong kemandirian industri nasional agar lebih kompetitif.

“Memang, penggunaan produk dalam negeri harus kita tingkatkan,” ujar Erick dikutip Selasa (29/10/2024).

Kebijakan ini, menurut Erick, sejalan dengan arahan pemerintah yang ingin menekan angka impor di sektor-sektor strategis.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebelum implementasi, perlu dilakukan tahapan-tahapan tertentu, termasuk pendataan produksi untuk menyesuaikan dengan kapasitas PT Pindad.

Simbol Teknologi Lokal dan Dukungan Pertahanan

Mobil Maung, yang menjadi perhatian dalam wacana ini, adalah kendaraan taktis ringan yang dikembangkan oleh PT Pindad.

Kendaraan ini awalnya dirancang untuk kebutuhan operasional TNI, namun sekarang mulai dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan sipil, termasuk kendaraan dinas.

Didesain oleh Profesor Sigit Puji Santosa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Maung menggunakan sekitar 70 persen komponen lokal, seperti mesin diesel berkapasitas 2.500 cc yang memiliki kemampuan menjelajah medan sulit, cocok untuk wilayah Indonesia yang beragam.

Dari sisi keamanan, Maung memiliki keunggulan dengan fitur tahan peluru, suspensi yang kuat, dan kemampuan off-road yang mumpuni, menjadikannya ideal bagi operasional pemerintahan di daerah terpencil atau kurang akses.

Ini juga memberikan keunggulan bagi sektor pertahanan, sekaligus menunjukkan kemampuan anak bangsa dalam menciptakan produk berkualitas internasional.

Tahapan Implementasi dan Hambatan Produksi

Erick mengakui bahwa untuk mendistribusikan kendaraan Maung kepada seluruh kementerian, perlu dilakukan pendataan mendalam untuk memastikan kesiapan produksi.

Saat ini, PT Pindad memiliki kapasitas produksi sekitar 4.600 unit untuk memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan selama dua tahun ke depan.

Jika ada permintaan tambahan dari kementerian lainnya, Pindad perlu menambah kapasitas produksinya agar dapat memenuhi pesanan.

Selain soal kapasitas produksi, tantangan lainnya terletak pada kesiapan PT Pindad dalam memenuhi kualitas standar kendaraan dinas sipil.

Meskipun Maung telah melalui berbagai uji coba, penyesuaian untuk penggunaan sipil bisa jadi membutuhkan adaptasi tambahan.

Kebijakan Penggunaan Produk Lokal dan Dampaknya pada Ekonomi

Dorongan untuk menggunakan kendaraan dinas lokal merupakan bagian dari upaya besar pemerintah untuk memperkuat industri manufaktur dalam negeri.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih mengalami defisit perdagangan pada sejumlah sektor impor, termasuk otomotif.

Dengan memaksimalkan penggunaan produk lokal, diharapkan dapat terjadi penghematan devisa negara yang sebelumnya dialokasikan untuk impor.

Selain itu, kebijakan ini memiliki potensi untuk menciptakan efek multiplier di sektor ekonomi. PT Pindad, sebagai produsen, akan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.

Bahkan, hal ini juga dapat mendorong pertumbuhan industri komponen otomotif lokal.

Dengan 70 persen komponen Maung yang bersumber dari dalam negeri, permintaan yang tinggi akan meningkatkan daya saing dan inovasi di sektor suku cadang lokal.

BACA JUGA: Saksi ungkap Harvey Moeis beli mobil mewah Porsche senilai Rp 13,16 Miliar

Dukungan Presiden Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto juga disebut-sebut mendukung kebijakan ini, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada barang impor.

Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, mengungkapkan bahwa Prabowo telah menyampaikan keinginan agar para menteri dan pejabat eselon 1 menggunakan kendaraan Maung sebagai kendaraan dinas, menggantikan kendaraan impor yang selama ini menjadi standar.

“Pak Prabowo sudah bilang, minggu depan tidak ada lagi barang impor untuk mobil eselon 1 dan menteri,” ujar Anggito saat perayaan Dies Natalis di Universitas Gadjah Mada.

Dengan kebijakan ini, Prabowo ingin mengurangi ketergantungan pada impor di sektor otomotif.

Hal ini sekaligus menjadi langkah simbolis dari pemerintah untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk otomotif berkualitas tinggi.

Keputusan ini pun tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi juga memperkuat citra pemerintah dalam komitmennya mendukung produk lokal.

Kemandirian Teknologi dan Masa Depan Industri Otomotif
Keputusan untuk menggunakan kendaraan dinas lokal juga menjadi simbol dari peningkatan kemampuan teknologi Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, PT Pindad telah berupaya meningkatkan kualitas produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun global.

Program ini diharapkan menjadi pemicu bagi perusahaan lain untuk ikut berinvestasi dalam pengembangan teknologi otomotif dalam negeri.

Melalui inovasi dan kolaborasi dengan institusi pendidikan seperti ITB, PT Pindad telah membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam mengembangkan kendaraan taktis berkualitas tinggi.

Dukungan pemerintah terhadap penggunaan mobil Maung juga diharapkan dapat membuka peluang bagi perusahaan lokal lainnya untuk berinovasi dan memperluas jangkauan pasar.

Tantangan dan Prospek Jangka Panjang

Meskipun terlihat menjanjikan, kebijakan ini juga memiliki tantangan.

Pertama, peralihan dari mobil impor ke kendaraan lokal membutuhkan waktu dan penyesuaian bagi para pengguna yang mungkin sudah terbiasa dengan kendaraan dinas sebelumnya.

Selain itu, dari sisi produksi, PT Pindad perlu meningkatkan kapasitas dan memastikan ketersediaan komponen lokal agar tidak terjadi hambatan produksi di tengah permintaan yang meningkat.

Namun, apabila berhasil diterapkan, kebijakan ini akan menjadi langkah penting dalam mendorong kemandirian industri nasional.

Dengan semakin banyaknya kendaraan dinas lokal yang digunakan di pemerintahan, hal ini dapat membuka peluang bagi ekspor produk otomotif Indonesia ke negara-negara lain.

Kemandirian teknologi yang ditunjukkan dalam pembuatan mobil Maung juga menjadi bukti bahwa Indonesia siap untuk berkompetisi di pasar global.

(Mars)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *